Widiasari, C., Pratama, R. and Styorini, W. (2021) “Sistem Pengontrolan dan monitoring budidaya Sarang Burung walet berbasis android,” Jurnal Elektro dan Mesin Terapan (ELEMENTER), (Vol. 7 No. 2 (2021), pp. 32–41. Available at: https://doi.org/10.35143/elementer.v7i2.4760.
Alfianto, E. (2016) “Rancang Bangun Rumah Budidaya Burung walet dengan sistem pengendalian Suhu Otomatis sederhana menggunakan arduino uno,” e-NARODROID, 2(1). Available at: https://doi.org/10.31090/narodroid.v2i1.206.
“Rancangan Bangunan Sistem Pengendali Suhu Kelembaban Dan Cahaya Pada Rumah walet berbasis microkontroler” (2019) e-Jurnal JUSITI (Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Informasi), 82, pp. 131–140. Available at: https://doi.org/10.36774/jusiti.v8i2.614.
Zamahuri, A. (2019). No Title. SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS PADA BUDIDAYA SARANG BURUNG WALET MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS.
Dewi, S. K., Nyoto, R. D., & Marindani, E. D. (2018). Perancangan Prototipe Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban pada Gedung Walet dengan Mikrokontroler Berbasis Mobile. Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN). https://doi.org/10.26418/jp.v4i1.24065
Pada pembudidayaan sarang walet, peternak walet mengalami kendala terutama dalam menjaga temperatur suhu dan kelembaban ruangan pada rumah burung walet. Peternak walet harus dapat menjaga kestabilan suhu dan kelembaban serta menjaga keamanan burung walet dari hama burung hantu. Saat suhu panas, ruangan walet akan menjadi kering sehingga sarang menjadi rusak dan burung walet merasa tidak nyaman tinggal pada sarangnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat sistem kontrol budidaya sarang burung walet. Sistem ini dapat membantu menurunkan temperatur suhu dan kelembaban pada ruangan sarang walet menggunakan mesin embun yang bekerja secara otomatis serta pintu ruang walet dapat terbuka/tertutup secara otomatis, lalu juga terdapat mesin embun akan bekerja (ON) jika kelembaban kurang dari 85%. Pintu ruang walet dapat terbuka atau tertutup berdasarkan nilai intensitas cahaya yang terukur pada sensor LDR yang kemudian menggerakkan motor driver. Dengan adanya sistem ini diharapkan petani dapat mengontrol kondisi sarang burung walet lebih baik.
Indonesia merupakan salah satu penghasil sarang burung walet terbesar di Dunia. Negara lain yang merupakan pesaing Indonesia adalah Thailand, Vietnam , Singapura, Myanmar, Malaysia, Srilangka dan India. Sarang burung walet dari Negara tersebut merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Dari beberapa penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa kualitas terbaik sarang burung walet terbaik diperoleh dari hasil berburu di alam liar. Adapun habitat asli burung walet dapat dijumpai di goa-goa dekat pantai. Di Indonesia sendiri pemburu sarang walet liar dapat di jumpai di Pacitan dan berbagai daerah lain di pinggiran pantai selatan. Agar kualitas sarang walet di penangkaran memiliki kualitas sebaik di alam liar, diupayakan kondisi penangkaran memiliki kondisi yang menyerupai kondisi alam liar. Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan untuk mendekati kondisi alam liar hanyalah kelembaban. Di habitat aslinya, kelembaban lingkungan antara 75ºC-85ºC dengan kondisi yang stabil. Agar kondisi stabil, maka kami gunakan sensor DHT 11 sebagai pendeteksi kelembaban dan arduino uno sebagai kontrol untuk mengaktifkan mesin embun yang digunkan sebagai penyiram diatas genting.
- Pasokan Voltage: 5 V
- Rentang temperatur: 0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
- Kelembaban: 20-90% RH ± 5% RH error
- Interface: Digital
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Inframerah (Infrared) adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin infra, “bawah”), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang.
Radiasi Infrared (Inframerah) memiliki jangkauan tiga “order” dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Infrared (Inframerah) ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optis yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya.
Karakteristik infrared (Inframerah)
Infrared (Inframerah) ini tidak dapat dilihat oleh manusia;
Infrared (Inframerah) tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang;
Infrared (Inframerah) dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas;
Sedangkan jika dibagi berdasarkan panjang gelombangnya maka Infrared (Inframerah) ini bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
Infrared (Inframerah) jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm;
Infrared (Inframerah) jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm;
Infrared (Inframerah) jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm
Spesifikasi:
Tegangan operasi 5VDC
Pin I/O sesuai dengan 5V dan 3.3V
Jangkauan: Hingga 20cm
Rentang Penginderaan yang dapat disesuaikan
Sensor Cahaya Sekitar Bawaan
Arus pasokan 20mA
Lubang pemasangan
Ukuran: 50 x 20 x 10 mm (P x L x T)
Ukuran lubang: φ2.5mm
Gambar 3.20 Bagian-Bagian Sensor IR FC-51
Prinsip kerja sensor IR
Modul sensor infrared FC-51 merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah pada area kerjanya. Dalam rangkaian sensor infrared FC-51 ini terdapat dua buah komponen infrared yaitu pemancar infrared (IR Transmitter) dan penerima infrared (IR Receiver). Pemancar infrared merupakan sebuah photodioda yang dapat memancarkan sinar infra merah, sendangkan penerima infrared merupakan sebuah dioda khusus yang berfungsi sebagai penerima sinar infra merah. Bagian-bagian sensor infrared FC-51 terlihat pada gambar di bawah.
Pada saat sumber tengangan dihubungkan ke VCC dan GND, maka lampu indikator modul akan hidup (ON). Cara kerja dari sensor infrared FC-51 ini adalah dengan memancarkan sinar infra merah melalui dioda pemancar infra merah. Jika tidak ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah, maka tidak ada media yang dapat memantulkan sinar infra merah tersebut. Penerima infra merah tidak akan mendeteksi apapun. Pada keadaan ini, LED indikator sinyal akan mati (OFF) dan sinyal keluaran akan berlogika HIGH (5V).
Jika ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah dioda tersebut, maka sinar infra merah tersebut akan dipantulkan kembali. Pantulan sinar infra merah ini akan dideteksi oleh dioda photo dan akan diproses oleh IC LM393. Pada keadaan sepeti ini, LED indikator sinyal akan hidup (ON) dan sinyal keluaran akan berlogika LOW (0V).
Jarak benda yang dideteksi bisa disesuaikan dengan cara memutar potensio (pengatur jarak) agar dapat mendeteksi benda dengan jarak antara 2 cm hingga 15 cm. Sensor infrared FC-51 ini bekerja dengan tegangan 5 volt DC.
- Prosedur Percobaan
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
- Baca data sheet setiap komponen elektronika yang di butuhkan
- rangkai rangkaian pada proteus
- Rangkaian Simulasi
- Prinsip Kerja
Water level sensor
- Download HTML disini
- Download Rangkaian disini
- Download Program disini
- Download Video Percobaan disini
- Download Vidio Pemeriksa disini
- Download Datasheet Resistor disini
- Download Datasheet LED disini
- Download Datasheet Motor DC disini
- Download Datasheet Arduino Uno disini
- Download Datasheet Water Level Sensor disini
- Download Datasheet sensor DHT11 disini
- Download Datasheet sensor LDR disini
- Download Datasheet sensor Ultrasonik sini
- Download Datasheet Potensiometer disini
- Download Library Sensor Ultrasonik disini
- Download Library Sensor Water Level disini
0 Comments
Posting Komentar